LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN MORFOLOGI TUMBUHAN
MENGENAL MACAM-MACAM SPECIES YANG TERDAPAT DI LOKASI HUTAN LINDUNG DESA
AMERORO DI KECAMATAN EUPAI, KEBUPATEN KONEWA, SULAWESI TENGGARA

OLEH :
KELOMPOK V
|
KELOMPOK XIV
|
TRI MANIARTA SARI (A1C2 11 029)
|
IRMAYANTI M (A1C2 11 022)
|
WA ODE WILDAYANTI (A1C2 11 021)
|
MUH. RISMAN WAHID (A1C2 11 019)
|
WA ODE NUR AZIBA (A1C2 11 081)
|
IRMAYANTI (A1C2 11 058 )
|
ASWITA (A1C2 11 045)
|
ROSTINA (A1C2 11 089 )
|
ROSMAN SADAT (A1C2 11 056)
|
SRI HARSINI (A1C2 11 036)
|
ALI MURNI (A1C2 11 0)
|
AGUSTIA (A1C2 11 101)
|
WA ODE ISNAWATI (A1C2 11 0)
|
ST. MAYANA (A1C2 11 0)
|
LABORATORIUM PENDIDIKAN UNIT BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013
KATA PENGANTAR
Pertama-tama
tiada kata yang indah yang patut kami ucapkan mengawali tulisan ini selain
ucapan puji dan syukur kepada Allah SWT
karena kami menyadari bahwa hanya karena limpahan rahmat dan karunia-Nya juga
sehingga kami dari kelompok V dan XIV dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Lapangan Praktikum Morfologi Tumbuhan ini
tepat pada waktunya. Kami juga menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih
yang tak terhingga kepada segala pihak yang terlibat dalam kegiatan praktikum
lapangan ini sampai dengan penyusunan laporan hasil praktikum. Rasa penghargaan
yang tak terhingga kami sampaikan kepada :
1. Kepala
Laboratorium Pendidikan Unit Biologi.
2. Dosen
pembimbing mata kuliah Morfologi Tumbuhan.
3. Team
asisten Morfologi Tumbuhan.
4. Rekan-rekan
Pendidikan Biologi 011.
Penyusunan
laporan lapangan ini merupakan salah satu syarat dalam proses belajar-mengajar
khususnya mata kuliah praktikum Morfologi Tumbuhan sebagai bagian dari
rangkaian kegiatan praktikum Morfologi Tumbuhan. Kami berharap laporan
praktikum ini dapat memberikan manfaat dalam proses praktikum selanjutnya dan
dapat menjadi bahan referensi bagi penyusunan laporan yang relevan dan juga
dapat memberikan informasi kepada pihak pembaca, khususnya kepada penyusun
sendiri mengenai jenis-jenis tumbuhan berbuah dan jenis-jenis buah yang
teridentifikasi di Lokasi Hutan
Lindung di Desa Ameroro, Kecamatan Eupai, Kabupaten Konawe,
Sulawesi Tenggara.
Akhir
kata, kami menyampaikan permohonan maaf jika dalam penyusunan laporan ini
terdapat kekeliruan atau ada kata-kata yang tidak berkenan di hati pembaca. Kami juga menyadari penyusunan laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat konstruktif dari semua pihak demi kesempurnaan dalam penulisan
laporan lapangan selanjutnya. Terlepas dari semua itu, semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
KendarI,25Desember
2010
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Indonesia dikenal sebagai negara dengan
tingkat keanekaragaman vegetasi yang sangat
tinggi. Hal ini didukung dengan iklim
tropis yang membuat curah hujan tinggi dan tanah yang subur.
Daerah-daerah dengan tingkat keanekaragaman yang sangat tinggi tersebar
luas di berbagai wilayah di Indonesia,
termasuk daerah Sulawesi Tenggara, khususnya di Hutan Lindung Desa Ameroro.
Keanekaragaman tumbuhan yang sangat
tinggi dapat ditinjau dari jumlah spesies yang sangat besar yang tumbuh di berbagai lokasi tersebut. Dasar pengklasifikasian tumbuhan yang sangat beraneka ragam tersebut dapat ditinjau
dari keberadaan organ-organ yang
terdapat pada suatu tumbuhan, utamanya
dalam hal morfologi dari organ-organ tersebut.
Secara garis besar organ-organ pada tumbuhan dibedakan dalam dua kategori
besar, yakni organum nutritivum yang
menjadi alat untuk memperoleh zat-zat makanan dari luar tubuh dan organum
reproductivum yang menjadi alat dalam perkembangbiakan tumbuhan itu
sendiri. Masing-masing organ tersebut
memiliki ciri morfologi tersendiri yang mendukung fungsi fisiologis dari
tiap-tiap organ tersebut.
Organ-organ yang termasuk dalam alat
perkembangbiakan pada tumbuhan meliputi bunga, buah dan biji. Bunga merupakan
organ yang menghasilkan organ buah dan biji. Buah adalah organ tumbuhan yang
mengikuti perkembangan dari biji. Walaupun buah tidak berperan secara langsung
dalam pembentukan tumbuhan baru, namun tetap memegang peranan yang sangat
penting, baik dalam proses pemencaran maupun pelindung dari biji itu sendiri.
Buah pada umumnya dibedakan berdasarkan
asal-usulnya sehingga kita dapat mengenal adanya buah sejati dan buah semu.
Pembagian tersebut merupakan pembagian yang sangat umum dan dalam
perkembangannya masih dibedakan lagi dalam berbagai sub bagian. Masing-masing
sub bagian tersebut memiliki karakateristik tersendiri yang membedakannya
dengan tipe yang lainnya.
Biji memiliki peranan yang sangat penting dalam
tumbuhan tingkat tinggi. Reproduksi secara seksual pada Spermatophyta
melibatkan biji secara penuh dalam proses pembentukan individu baru. Dengan
demikian biji memiliki bagian-bagian tertentu yang mendukung fungsinya
masing-masing.
Dalam upaya memahami karakateristik dari
buah dan biji, kita tidak bisa semata-mata hanya mengacu pada teori yang ada.
Kita membutuhkan suatu metode khusus yang dapat memberikan pemahaman secara
menyeluruh mengenai objek kajian kita. Dalam hal ini,praktikum laboratorium
menjadi sangat penting. Namun, mengingat
ruang lingkup praktikum laboratorium yang terbatas maka kita membutuhkan
suatu metode khusus yang lebih efektif.
Berdasarkan uraian dalam latar belakang
tersebut di atas,maka dianggap perlu untuk melaksanakan praktikum lapangan
Morfologi Tumbuhan, khususnya tentang Buah dan Biji. Hal ini dapat menjadi
bahan perbandingan sekaligus pembuktian terhadap teori yang ada dengan
kenyataan di lapangan melalui suatu bentuk pengamatan secara langsung pada habitat dimana tumbuhan tersebut hidup.
B.
Rumusan
Masalah
Permasalahan yang akan dikaji dalam
laporan ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Spesies-spesies
tumbuhan apa saja yang terdapat pada
Hutan Lindung di desa Ameroro?
2. Apa
jenis-jenis buah, batang, daun,
biji, akar yang terdapat di lokasi Hutan Lindung Desa Ameroro?
C.
Tujuan
Praktikum
Tujuan yang hendak dicapai dalam
praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk
mengetahui beberapa spesies apa
saja yang terdapat pada Hutan Lindung di desa Ameroro.
2. Untuk
mengetahui jenis-jenis buah batang,
daun, biji, akar yang terdapat di lokasi Hutan Lindung Desa Ameroro.
D.
Manfaat
Praktikum
Manfaat yang dapat diperoleh dari
praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Membantu
mahasiswa (praktikan) dalam upaya memahami karakateristik buah, daun, batang, bunga, akar, dan
biji melalui pengamatan secara langsung di lapangan.
2. Sebagai
bentuk realisasi dari program-program praktikum Morfologi Tumbuhan yang telah
dirumuskan oleh pihak Laboratorium pendidikan
Unit Biologi.
3. Memberikan
informasi mengenai jenis-jenis tumbuhan berbuah dan jenis-jenis buah yang
terdapat di lokasi Hutan Lindung
Desa Ameroro.
4. Menumbuhkan
rasa kecintaan terhadap alam dan sikap
menghargai keanekaragaman vegetasi sebagai bentuk kekayaan bangsa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gymospermae kemungkinan merupakan
keterunan bagi progimnospermae, suatu kelompok tumbuhan masa Defon.
Progimnosperma pada mulanya adalah tumbuhan tak berbiji, akan tetapi pada akhir
masa Devon, biji telah dievolusikan. Radiasi adaktif selama karbonifrus dan
awal premium menghasilkan berbagai divisi gymnosperma. Dalam sejarah kehidupan
masa premium merupakan salah satu alasan mengapa bagian dalam kontinen itu
menjadi lebih hangat da lebih kering seiring dengan berjalannya masa remium
(Campbell, 2003: 173.
Tumbuhan
biji merupakan tumbuhan dengan tingkat perkembangan filogenetik tertinggi, yang
dicirikan dengan adanya suatu organ yang
berupa biji (dalam bahasa Yunani: sperma).
Biji berasal dari bakal biji yang dapat disamakan dengan makrosporangium. Di dalamnya dihasilkan makrosporan yang tidak
pernah meninggalkan tempatnya dan di tempat itu selanjutnya berkembang menjadi
makroportalium dengan arkegonium serta sel telurnya. Setelah terjadi pembuahan, zigot yang
terbentuk berkembang menjadi embrio yang sementara tetap di tempat itu pula.
Selanjutnya, bakal biji yang kemudian mengandung embrio itu berkembang menjadi
alat reproduksi yang disebut biji. Jadi,
dari segi ontogeninya, biji adalah suatu alat reproduksi generatif atau seksual karena terjadinya didahului oleh
suatu peristiwa seksual, yakni peleburan sel telur dengan sel kelamin jantan
(Tjitrosoepomo, 2004:1).
Bersamaan dengan perubahan bakal
biji menjadi biji terjadilah buah, yaitu suatu organ yang berasal dari bunga,
yang menyelubungi biji dan berguna untuk pemencaran biji tadi dengan
melemparkan biji itu dari dalam buah, atau bersamaan dengan buah terpisah dari
tumbuhan induknya. Yang berubah menjadi buah itu terutama bakal buah, tetapi juga
bagian-bagian lain dari bunga dapat ikut mengambil bagian dalam pembentukan
buah dan dapat pula ikut mengambil dalam pembentukan alat-alat pemencaran.
Berdasarkan susunan dan asal bagian-bagian yang membentuk buah itu maka kita
membedakan buah menjadi dua jenis, yakni buah sungguh atau buah sejati dan buah
semu atau fructus spurius (Tjitrosoepomo, 2007:69).
Buah adalah perkembangan dinding
bakal buah dan terkadang juga bagian-bagian bunga yang lain. Buah mengandung biji. Buah memiliki bentuk
yang bermacam-macam. Pada setiap macam buah tersebut msing-masing membantu
menyebarkan biji-bijinya. Ada yang dibantu dengan struktur khusus sehingga
disebarkan oleh angin, ada yang melekat pada pakaian kita atau bulu hewan,
sehingga dapat terbawa ke tempat lain. Biji adalah sporofit embrio dorman
dengan makanan cadangan dan salut pelindung.
Biji memiliki dua fungsi, yakni menyebarkan spesies ke tempat baru dan
mempertahankan spesies dalam keadaan iklim yang tidak menguntunglan (Kimball,
1999: 350)
Buah
pada tumbuhan pada umumnya dibedakan menjadi dua golongan, yakni buah semu atau
tertutup dan buah sungguh atau telanjang. Buah semu atau tertutup adalah buah
yang terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain pada bunga itu yang
malah menjadi bagian utama dari buah ini (lebih besar, lebih menarik
perhatian, dan seringkali menjadi bagian
buah yang bermanfaat, dapat dimakan), sedang buah yang sesungguhnya
kadang-kadang tersembunyi. Buah sungguh atau buah telanjang adalah buah melulu
terjadi dari bakal buah dan jika ada bagian-bagian lainnya yang masih tinggal,
bagian ini tidak menjadi bagian buah yang berarti (Tjitrosoepomo, 2003:222).
Pertumbuhan
tinggi tumbuhan dipengaruhi oleh perbedaan kecepatan pembentukan dedaunan
bergantung pada kualitas tempat tumbuh.Setidaknya terdapat tiga faktor
lingkungan dan satu faktor genetik (intern) yang sangat nyata
berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi yaitu kandungan nutrien mineral tanah,
kelembaban tanah, cahaya matahari, serta keseimbangan sifat genetik antara
pertumbuhan tinggi dan diameter suatu pohon (Davis danJhonson, 1987).
Empat
aspek utama yang dipelajari dalam taksonomi tumbuhan adalah identifikasi,
klasifikasi, deskripsi, dan nomenclature. Identifikasi adalah usaha atau cara
mendapatkan atau memberikan nama kepada takson atau sekelompok tumbuhan
tertentu, sesuai dengan cara-cara yang ditetapkan dalam nomenclature.
Klasifikasi adalah cara penempatan suatu takson atau sekelompok tumbuhan pada
tingkatan-tingkatan klasifikasi tertentu sesuai dengan ketentuan-ketentuan nomenclature.
Deskripsi adalah uraian lengkap tentang morfologi suatu takson yang dapat
menentukan karakter, karakter state, serta karakteristik dari takson tersebut.
Nomenclature adalah peraturan atau pedoman tata cara pemberian nama serta
pengklasifikasian tumbuhan. Secara lengkap nomenclature disebut International
Codes of Botanical Nomenclature atau Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan(
Tjitrosoepomo, 1991).
Suatu
daerah yang didominansi oleh hanya jenis-jenis tertentu saja, maka daerah
tersebut dikatakan memiliki keanekaragaman jenis yang rendah. Keanekaragaman
jenis yang tinggi menunjukan bahwa suatu komunitas memiliki kompleksitas yang
tinggi, karena di dalam komunitas itu terjadi interaksi antara jenis yang
tinggi.Lebih lanjut dikatakan, keanekaragaman merupakan ciri dari suatu
komunitas terutama dikaitkan dengan jumlah individu tiap jenis pada komunitas
tersebut. Keanekaragaman jenis menyatakan suatu ukuran yang menggambarkan
variasi jenis tumbuhan dari suatu komunitas yang dipengaruhi oleh jumlah jenis
dan kelimpahan relatif dari setiap jenis (Latifah, 2004).
Hutan
memiliki beberapa fungsi bagi kehidupan manusia antara lain: (1) pengembangan
dan penyediaan atmosfir yang baik dengan komponen oksigen yang stabil, (2)
produksi bahan bakar fosil (batu bara), (3) pengembangan dan proteksi lapisan
tanah, (4) produksi air bersih dan proteksi daerah aliran sungai terhadap
erosi, (5) penyediaan habitat dan makanan untuk binatang, serangga, ikan, dan
burung, (6) penyediaan material bangunan, bahan bakar dan hasil hutan, (7)
manfaat penting lainnya seperti nilai estetis, rekreasi, kondisi alam asli, dan
taman. Semua manfaat tersebut kecuali produksi bahan bakar fosil, berhubungan
dengan pengolahan hutan. Menurut Soerianegara dan Indrawan (1978) hutan adalah
masyarakat tetumbuhan yang dikuasai atau didominasi oleh pohon-pohon dan
mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan di luar hutan. Kawasan
hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah
untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap (Keputusan Menteri
Kehutanan RI, No.70/Kpts- II/2001) (Daniel, 1992).
Indonesia
merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau,
tersebar dari Sabang hingga ke Merauke. Sebagian besar dari pulau-pulau tersebut
merupakan pulau-pulau berukuran kecil yang memiliki keanekaragaman tumbuhan,
hewan, jasad renik yang tinggi. Hal ini terjadi karena keadaan alam yang
berbeda dari satu pulau ke pulau lainnya, bahkan dari satu tempat ke tempat
lainnya dalam pulau yang sama. Sistem perpaduan antara sumber daya hayati dan
tempat hidupnya yang khas itu, menumbuhkan berbagai ekosistem, yang
masing-masing menampilkan kekhususan pula dalam kehidupan jenis-jenis yang
terdapat didalamnya, diantaranya adalah ekosistem hutan (Irwanto, 2007).
Ada dua komponen keanekaragaman jenis, yaitu kekayaan
jenis dan kesamarataan. Kekayaan jenis adalah jumlah jenis dalam suatu
komunitas. Keanekaragaman jenis cenderung besar dalam suatu komunitas yang
lebih tua. Keanekaragaman jenis cenderung kecil untuk komunitas yang baru
dibentuk. Kesamarataan adalah pembagian individu yang merata diantara jenis.
Pada kenyataannya setiap jenis itu mempunyai jumlah individu yang tidak sama(Odum, 1993).
Frekuensi suatu jenis menunjukan
penyebaran jenis-jenis dalam areal tertentu. Jenis yang menyebar secara merata
mempunyai nilai frekuensi yang besar, sebaliknya jenis-jenis yang mempunyai
nilai frekuensi kecil mempunyai daerah sebaran yang kurang luas. Kerapatan dari
suatu jenis merupakan nilai yang menunjukan jumlah atau banyaknya suatu jenis
per satuan luas, makin besar kerapatan suatu jenis, makin banyak individu jenis
tersebut persatuan luas. Dominansi suatu jenis merupakan nilai yang menunjukan
penguasaan jenis terhadap komunitas (Soerianegara, 2002).
Ada
beberapa pendapat yang saling berbeda tentang istilah taksonomi dan sistematik
tumbuhan, ada yang berpendapat bahwa taksonomi merupakan ilmu dasar dan
mencakup hal-hal yang lebih luas dibandingkan dengan sistematik dan juga ada
yang berpendapat sebaliknya. Mason (1950) mengatakan bahwa taksonomi mempunyai
bidang studi biologi yang luas, terdiri dari sistematik dan studi perbandingan
organisme, sistem taksonomi, nomenclature dan dokumentasi. Sedangakan Simsom
(1961), Heywood (1967), Mayor (1969), dan Rose (1974) cit Usman mengatakan
bahwa sistematik merupakan ilmu yang mempelajari tentang keanekaragaman,
perbedaan dan hubungannya satu sama lain. Taksonomi adalah bagian dari
sistematik tumbuhan.Kemudian, Clive a. stace (1979) cit Ustman berpendapat
bahwa taksonomi adalah sinonim dari sistematik tumbuhan. Dengan demikian maka
tergantung dari sudut mana kita melihat dan mengembangkannya. Dari kebiasaan
penggunaan secara institusi kelihatannya untuk mata ajaran bagi pendidikan
penunjang ilmu-ilmu teknis semuanya menggunakan istilah sistematik, sedangkan
untuk pendidikan basic ilmiah seperti biologi menggunakan istilah atau judul
mata ajaran taksonomi (Ustman, 1999).
Hutan
adalah satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam
hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang
satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (UU RI No. 41 Tahun 1999). Hutan
adalah suatu wilayah luas yang ditumbuhi pepohonan, termasuk juga tanaman kecil
lainnya seperti, lumut, semak belukar, herba dan paku-pakuan. Pohon merupakan
bagian yang dominan diantara tumbuh-tumbuhan yang hidup di hutan. Berbeda letak
dan kondisi suatu hutan, berbeda pula jenis dan komposisi pohon yang terdapat
pada hutan tersebut. Sebagai contoh adalah hutan di daerah tropis memiliki
jenis dan komposisi pohon yang berbeda dibandingkan dengan hutan pada daerah
temprate (Rahman, 1992).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
1. Pencarian
dan Sampel Praktikum
Pencarian sampel praktikum
dilaksanakan pada hari Minggu 13 Januari
2013, pukul
13.00 sampai 14.30
WITA bertempat di kawasan Hutan Lindung Desa
Ameroro, Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe,
Sulawesi Tenggara.
2. Pengidentifikasian
Sampel Praktikum
Pengidentifikasian sampel praktikum
dilaksanakan pada hari Rabu 16 Januari
2013 pukul 13.00 WITA sampai selesai bertempat di Laboratorium Pendidikan Unit Biologi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Haluoleo, Kendari
B. Alat dan
Bahan
1.
Alat Praktikum
Instrumen dari
praktikum lapangan ini dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Instrumen dari praktikum
lapangan mengenai Buah dan Biji
No.
|
Alat
|
Fungsi
|
1.
|
Parang
|
Untuk Memotong Objek
|
2.
|
Etiket gantung
|
Untuk menandai objek pengamatan
|
3.
|
Kantung plastik
|
Untuk menyimpan sampel yang
diamati
|
4.
|
Kertas koran
|
Untuk mengalasi objek
pengamatan
|
5
|
Kamera
|
Untuk mendokumentasikan objek
yang diamati
|
2. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan dalam praktikum
lapangan ini dapat dilihat sebagai
berikut :
1.
Spesies tumbuhan
Spermatophyta yang ada di kawasan Bendungan Ameroro Desa Tamasandi Kecamatan Uepai Kabupaten
Konawe
C.
Metode
Praktikum
Metode yang digunakan
dalam praktikum ini adalah metode eksplorasi,
yakni menjelajahi lokasi praktikum sambil mengumpulkan sampel specimen yang ditemukan.
D. Prosedur
Kerja
Adapun
prosedur
kerja dalam
pengumpulan data pada praktikum lapangan Morfologi Tumbuhan yaitu sebagai berikut:
1)
Pengumpulan sampel
Pengumpulan sampel dilakukan
dengan metode eksplorasi yakni
metode jelajah secara acak terwakili dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari
tiap-tiap kawasan jelajah, sehingga tiap kawasan memiliki contoh yang bisa
dijadikan sebagai pembanding dengan daerah lainnya. kawasan sampel ini bisa
dibagi berdasarkan kebutuhan dan tujuan dari penelitian itu sendiri, misal
pengumpulan data berdasarkan ketinggian lokasi, berdasarkan tingkat kelembaban,
berdasarkan tipe habitat dan lain-lain.
2)
Mendokumentasikan sampel
Pendokumentasian yang dilakukan dengan cara meletakkan
masing-masing sampel pada kertas manila. Lalu melakukan pengambilan gambar pada
tiap-tiap sampel yang ada.
3)
Mengawetkan dalam sasak
Proses pengawetan dilakukan dengan cara yaitu tiap-tiap
sampel/spesies diletakkan/ditempelkan dengan menggunakan double
type/selotip di atas kertas koran.
Setelah semua species/sampel ditempel lalu sampel-sampel tersebut ditutup
dengan menggunakan sasak.
4)
Pengidentifikasian sampel
Pengidentifikasian
sampel dilakukan dilaboratorium dengan cara; setiap sampel yang belum diketahui
speciesnya diidentifikasi dengan menggunakan literature berupa buku dan
internet.
5)
Mengklasifikasikan
Setelah
pengidentifikasian selanjutnya dilakukan proses pengklasifikasian pada
tiap-tiap/masing-masing spesies yang sudah diketahui spesiesnya.
BAB IV
HASIL
DAN DESKRIPSI
A.
Deskripsi Lokasi Pengamatan
Kabupaten Konawe
adalah salah satu Daerah Tingkat II
di provinsiSulawesi Tenggara,
Indonesia.Ibu kotakabupaten
ini terletak di Unaaha.
Dulu kabupaten ini bernama Kabupaten Kendari.Kabupaten
ini memiliki luas wilayah 16.480 km² dan berpenduduk sebanyak 443.911
(2000).Kabupaten Konawe dikenal sebagai lumbung beras di provinsi Sulawesi
Tenggara.Separuh produksi beras provinsi tersebut berasal dari Kabupaten
Konawe.
Kabupaten Konawe
ibu kotanya adalah Unaaha
yang berjarak sekitar 73 km dari Kota Kendari,
secara geografis terletak dibagian selatan Katulistiwa,
memanjang dari utara ke selatan di antara antara 3°00' – 4°25' Lintang Selatan
dan membentang dari barat ke timur antara 121°73' – 123°15' Bujur Timur
dengan batas wilayah Utara : Provinsi Sulawesi Tengah, Selatan : Kabupaten
Konawe Selatan, Barat : Kabupaten Kolaka, dan Timur : Laut Banda dan Laut
Maluku.
Luas
wilayah daratan Kabupaten Konawe 11.669,91 km² atau 42,43
persen dari luas wilayah daratan Sulawesi Tenggara,
sedangkan luas wilayah perairan laut (termasuk perairan Kabupaten Konawe
Selatan) ± 11.960 km² 2 atau 10,87 persen dari luas perairan Sulawesi Tenggara.
Permukaan
tanah pada umumnya bergunung
dan berbukit
yang diapit dataran rendah yang sangat potensial untuk pengembangan sektor pertanian.Berdasarkan
garis ketinggian menurut hasil penelitian pada areal seluas 1.556.160 ha.Jenis
tanah meliputi Latosol 363.380 ha atau 23.35 persen. Padzolik 438.110 ha 28,15
persen, Organosol 73.316 ha atau 4,80 persen dan tanah campuran 553.838 ha
35,59 persen.
Kabupaten Konawe
mempunyai beberapa sungai
besar yang cukup potensial untuk pengembangan pertanian,
irigasi
dan pembangkit tenaga listrik, seperti Sungai Konaweeha, Sungai Lahumbuti,
Sungai Lapoa, Sungai Lasolo, Sungai Kokapi, Sungai Toreo, Sungai Andumowu dan
Sungai Molawe.
B.
Hasil
Pengamatan
1. Pengamatan
pada Graminiae


Klasifikasi :
Regnum :
Plantae
Divicio :
Spermatophyta
Class :
Monocotyledoneae
Ordo :
Poales
Familia :
Poaceae
Genus :
Imperata
Species :
Imperata cylindrical L.
(Tjitrosoepomo,
2010:440)
Deskripsi :
Alang-alang ( Imperata
cylindrica L.) ; Habitus :semak.Akar; rimpang.Daun; pita bertulang sejajar,
memiliki helaian upih dan lidah-lidah.Bunga; banci, kecil, tidak menarik,
terdapat di ketiak daun.Memiliki dua daun kelopak yang berlekatan, dua daun
mahkota, benang sari 1-6.Buah; padi.Biji ; memiliki endosperm.
2. Pengamatan pada Mangga (Mangifera
indica)

Klasifikasi:
Kingdom :
Plantae
Deskripsi
Akar;
tunggang. Daun; menyirip, bangun daun jorong, nagian yang terlebar ada
ditengah-tengan helaian daun, warna hijau tua hingga kuning ketika tua, dan
warna hijau muda ketika masih muda. Batang: bulat, berwarna coklat, tegak.
Buah; bulat, lonjong, berwarna hijau kulitnya ketika masih muda dan kuning
ketika sudah tua. Biji; berkeping dua.
3. Pengamatan Putri
Malu (Mimosa pudica)

Klasifikasi :
Regnum : Plantae
Divicio : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Familia : Leguminoseae
Genus : Mimosa
Species : Mimosa
pudica
(Tjitrosoepomo,
2010:204)
Deskripsi :
Akar ; Serabut. Batang; Berbentuk silindris, berbulu banyak
dan terdapat duri. Dapat mencapai ketinggian sampai 1,5 m. Termasuk tanaman
tahunan (perennial). Daun; Sangat sensitif oleh sentuhan, merupakan daun majemuk
(folium compositium). Bunga; Aktinomorphik, poligamus. Buah; Tidak ada. Habitat; Majemuk, berupa polong yang
lonjong, bilasudah tua akan rontok dan biji akan keluar. Perbanyakan; Generatif dengan biji. Pengendalian; Dengan penyemprotan 1,1 kg MSMA +
0,45 kg 2,4-D + 2,2 kg Sodium klorat + 0,61 Surfactant pada 182 liter air
dengan jangka waktu 5 minggu.
4. Pengamatan
Jati (Tectona
grandis)

Kilasifikasi :
Regnum : Plantae
Divicio : Spermatophyta
Ordo : Lamiales
Familia : Lamiaceae
Genus : Tectona
Species : Tectona
grandis
Deskripsi:
Jati
(Tectona grandis); Habitus: pohon besar dengan batang yang bulat
lurus, tinggi totall mencapai 40 m. Batang bebas cabang (clear bole)
dapat mencapai 18-20 m,. memiliki
batang yang berlekuk atau beralur dalam; dan jati pring (Jw.,
bambu) nampak seolah berbuku-buku seperti bambu.
Kulit batang coklat kuning keabu-abuan, terpecah-pecah dangkal dalam alur
memanjang batang. Daun: umumnya besar, bulat telur terbalik, berhadapan, dengan
tangkai yang sangat pendek, daun yang muda berwarna kemerahan dan mengeluarkan
getah berwarna merah darah
apabila diremas. Ranting yang muda berpenampang segi empat, dan berbonggol di
buku-bukunya. Bunga: majemuk terletak dalam malai besar, 40 cm × 40 cm atau
lebih besar, berisi ratusan kuntum bunga tersusun dalam anak payung menggarpu
dan terletak di ujung ranting; jauh di puncak tajuk pohon. Taju mahkota 6-7
buah, keputih-putihan, 8 mm. Berumah satu. Buah: berbentuk bulat agak gepeng,
0,5 – 2,5 cm, berambut kasar dengan inti tebal, berbiji 2-4, tetapi umumnya
hanya satu yang tumbuh, tersungkup oleh perbesaran kelopak bunga yang melembung
menyerupai balon
kecil. Nilai Rf pada daun jati sendiri sebesar 0,58-0,63.
5. Pengamatan pada Lantana
camara

Klasifikasi :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Lamiales
Famili : Verbenaceae
Genus : Lantana
Spesies : Lantana camara L.
Famili : Verbenaceae
Genus : Lantana
Spesies : Lantana camara L.
Deskripsi :
Biji;
Biji
sirih berbentuk bulat berkeping dua.
Buah; setiap buah satu biji saja. seperti buah buni bulat
tangkai berbulu saat masih muda berwarna hijau, akan berwarna hitam atau ungu
kehitam-hitaman mengkilat. Bentuk bulat
telur, kecil bergaris tengah 4-6 mm, dan berbiji satu. Bunga; termasuk bunga
majemuk. muncul dari ketiak daun, berukuran sekitar 5-13 mm. bunga berwarna
agak pucat, menjadi cerah. memikat. rangkaian yang bersifat rasemos mempunyai
warna putih, merah muda, jingga kuning, ungu merah dsb. Akar; memiliki sistem
perakaran tunggang. Batang; Perdu
tegak atau setengah merambat atau agak
memanjat, tanaman ini memiliki banyak cabang dan ranting bentuk segi empat.
Pada umumnya tinggi
0,5 hingga 4 m, tanaman menahun, batang berkayuserta berduri dan berambut. Daun;
tunggal, duduk berhadapan dan berbentuk bulat telur
serta ujung yang meruncing, dengan Pangkal daun tumpul, tepi daun yang
bergerigi dengan tulang daun menyirip,
permukaan bagian atas berambut banyak, terasa kasar, bawah permukaan daun
jarang terdapat rambut. beraroma bau dan Panjang 5-8 cm,
lebar 3-5 cm. Warna hijau tua.
6. Pengamatan
Gamal

Klasifikasi :
Regnum : Plantae
Divicio : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae
Genus : Gliricidia
Species : Gliricidia
sepiu
Deskripsi:
Gamal
( Gliricidia sepium); Habitus: perdu atau pohon kecil, biasanya bercabang banyak. Daun: majemuk, menyirip ganjil,
ketika muda dengan rambut-rambut halus seperti beledu. Anak daun 7–17 (-25) pasang yang
terletak berhadapan atau hampir berhadapan, bentuk jorong atau lanset , dengan
ujung runcing dan pangkal membulat, helaian anak daun gundul, tipis, hijau di
atas dan keputih-putihan di sisi bawahnya. Bunga: berupa malai berisi 25-50 kuntum,
5-12 cm panjangnya. Bunga berkelopak 5, hijau terang, dengan mahkota bunga
putih ungu dan 10 helai benangsari yang berwarna putih.Umumnya bunga muncul di akhir musim
kemarau, tatkala pohon tak berdaun.Buah: polong berbiji 3-8 butir, pipih
memanjang, 10-15 cm × 1.5-2 cm, hijau kuning dan akhirnya coklat kehitaman,
memecah ketika masak dan kering, melontarkan biji-bijinya hingga sejauh 25 m
dari pohon induknya.
7. Pengamatan
Jambu Biji

Klasifikasi :
Regnum : Plantae
Divicio :
Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Myrtales
Familia : Myrtaceae
Genus : Psidium
Species : Psidium
guajava
(Tjitrosoepomo,
2010:222)
Deskripsi
Jambu biji (Psidium guajava); Habitus: pohon. Daun:
tunggal, bersilang berhadapan, pada cabang-cabang mendatar seakan-akan tersusun
dala 2 baris pada 1 bidang, tanpa daun penumpu. Bunga: banci, aktinomorf,
kelopak dan mahkta masing-masing terdiri atas 4-5 daun kelopak dan sejumlah
daun mahkota yang sama yang kadang-kadang berlekatan atau tidak terdapat,
benang sari banyak , kadang-kadang berkelompok berhadapan dengan daun mahkota,
bakal buah tenggelam, mempunyai 1 tangkai putik, beruang 1 Ã
banyak dengan 1Ã
8 bakal biji dalam tiap ruang. Buah: batu dengan biji sedikit endosperm.
8. Pengamtan Jambu
Monyet (Anacardium occidentale)

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class
: Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Anacardium
Spesies : Anacardium
occidentale, L
Deskripsi :
Tanaman semak
sampai pohon, batang agak keras, bercabang sedikit dan tidak beraturan, daun
mirip panah dengan ujung runcing sekali, warna daun hijau tua, letak daun
melengkung ke bawah, bunga bulat dengan ujung runcing, letak bunga tunggal atau
berkelompok berhadapan dengan letak daun, daun mahkota bagian luar panjang dan
berwarna hijau, pangkal daun mahkota berwarna ungu, bakal buah berbentuk telur
seperti ginjal, kulit buah benjol-benjol, berwarna hijau kekuningan.
9. Pengamatan
pada Teki Rawa (Ciperus
rotundus)

Klasifikasi
:
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Kelas :
Monocotyledoneae
Ordo :
Cyperales
Deskripsi :
Rumput
Teki (Cyperus rotundus);Habitus ;
terna parenial. Daun ; bangun pita, bertulang sejajar, tersusun roset, upih
tertutup. Batang ; segitiga, tidak berongga. Bunga ; banci, majemuk, kecil,
tidak menarik, bulir-bulir kecil, atau perpayung ganda.Benang sari 3, putik 2.
Biji : dengan lembaga yang kecil dan endosperm bertepung banyak.
10. Pengamatan pada Komba-Komba

Klasifikasi
:
Kingdom :
Plantae
Divis i :
Spermatophyta
Kelas :
Dicotyledoneae
Ordo :
Asterales
Spesies :
Eupatorium inulifolium Kunth
Deskripsi:
Ki
Rinyuh (Asterales); Habitus: Terna,
perdu atau semak. Akar: Tunggang, berbingkul-bingkul. Batang: Bulat, berkayu,
kulit batang berwarna hijau, diselimuti papilla halus dan pada bagian tengah
terdapat jaringan gabus. Daun: Tidak lengkap, tunggal, berwarna hijau, bebentuk
belah ketupat. Permukaan daun kasar, strukturnya tipis lunak, ujung meruncing,
tepi daun bergerigi ganda, pangkal daunnya bulat. Biji: terdapat dalam
buku-buku batang bagian ujung, berwarna hitam.
11.
Jambu Air hutan (Eugenia sp.)

Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divicio : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Myrtales
Familia : Myrtaceae
Genus : Eugenia
Species : Eugenia
sp
(Tjitrosoepomo,
2010: 222)
Deskripsi :
Jambu Air hutan (Eugenia sp.); Habitus ;pohon. Daun ;
tunggal, bersilang berhadapan, tanpa daun penumpu. Bunga ; banci. Aktinomorf,
kelopak dan mahkota 4-5, berlekatan, benang sari banyak, 1 putik. Buah ; buni.
Biji ; sedikit atau tanpa endosperm, lembaga lurus.
12. Pengamatan
pada Spenomerischusana

Deskripsi:
Spenomeri schusana:herba. Habitat; di tepi sungai, pinggir-pinggir jalan dan tempat-tempat
yang terlindung dari cahaya.Rhizom: menjalar pendek. Ramenta: coklat gelap,
kaku, lebar tiga sel. Tangkai: hijau ketika masih muda dan coklat kemerah-merahan
ketika sudah tua, panjangnya 5 – 25 cm. Helaian daun: panjangnya 10 – 40 cm dan
lebar 12 – 20 cm, bangun lanset sampai hampir oval. Daun majemuk ganda 3 –
majemuk ganda 4.Pinna bawah biasanya mereduksi, berbentuk delta. Pada setiap pinnula
pada bagian ujung melebar dan melekuk
dangkal sebagai tempat sori.Tekstur: tipis tetapi kuat. Urat daun: 2 atau 3
pada masing-masing pinulla atas. Indusium: pada tepi daun yang bergerigi halus.
Spora: bilateral dan berwarna coklat.
13. Paku Kembang (Lygodium flexuosum)

Klasifikasi:
Regnum : Plantae
Divicio : Pteridophyta
Classis : Pteridopsida
Ordo : Schizaeales
Familia : Schizaeaceae
Genus: Lygodium
Species: lygodium
flexuosum
Deskripsi
:
Lygodiumflexuosum : Rhizome pendek, tertutup rapat dengan rambut-rambut
coklat yang gelap. Tangkai merambat, biasanya tingginya beberapa meter; stipula
50 cm atau lebih panjang, staminus dengan bagian dasar yang berwarna coklat
gelap, berambut sedikit atau glabrescent, bersayap sempit pada bagian yang
lebih tinggi; rachis seluruhnya bersayap, puberulosa pada bagian permukaan yang
lebih tinggi di antara sayap, straminus; cabang rachis primer sangat pendek mencapai
5 mm, ujung terakhir, tertutup dengan rambut-rambut pucat kecoklatan; cabang
rachis sekunder menyirip sampai menyirip ganda, membujur untuk mengganti bentuk
delta pada garis tepinya, biasanya dengan ujung yang tajam dengan panjng 10-25
cm lebar 7-12 cm; daun tersier pada cabang yang lebih rendah adalah palmate,
bagian dasar berbeda berbentuk hati, bagian terpencil tanaman tiga cuping,
hastate, atau sederhananya cuping berbeda berbentuk hati, cuping terakhir mencapai
panjang 15 cm dan luas 2.5 cm, menajam sampai tajaman yang sedang pada ujung,
bergerigi berbeda pada bagian tepi, engantangkai berbeda pada bagian dasar,
tangkai mencapai panjang 1 cm, bersayap, rambut jarang, tanpa sambungan atau dengan
sebuah tempelan kecil pada bagian dasar dari bagian yang berlapis-lapis;
lapisan tipis menyerupai rumput-rumputan, gundul pada bagian atas, lapisannya kadang-kadang
berambut jarang pada bagian bawah. Sporangia mengandung cuping yang menonjol pada
bagian tepi dati daun tersier dan mencapai pangjan 1 cm dan lebar 1.5 mm;
indusium gundul.
Habitat paku
ini adalah merayap pada semak belukar atau pada cabang pohon tinggi, di daerah
terbuka, di hutan gugu ratau di hutan campuran, umum ditemukaan pada ketinggian
yang rendah atau sedang.
14.
Pengamatan
pada Hymenophyllumdermissum

Deskripsi:
Hymenophyllum
tunbrigense:
indusium sampai
1/3 panjangnya berkatup dua, tiang pendukung
sporangium sedikit. Daun majemuk, dengan taju-taju yang sempit dan tipis, dan rimpang merayap.

15. Pengamatan pada Pecut kuda (Stacthytarpheta jamaicensis )

Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divicio : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Solanales
Familia : Verbenaceae
Genus : Stachytarpheta
Species : Stacthytarpheta
jamaicensis
(Tjitrosoepomo,
2010:372)
Deskripsi :
Pecut kuda (Stacthytarpheta jamaicensis ) ; Habitus
; terna. Daun :tunggal, duduk berhadapan. Bunga; banci, zigomorf, mahkota
berbilangan 5, benang sari 4.Putik 1.Bakal buah; menumpang, memiliki 2 –4 daun
buah. Daun buah ; 2 bakal biji.Biji ;sedikit endosperm, lembaga lurus.
16. Kopi
(Coffea Arabica)

Klasifikasi
Regnum :
Plantae
Divicio :
Spermatophyta
Class :
Diotyledoneae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea arabica
(Tjitrosoepomo,2010:337)
Deskripsi :
Kopi (Coffea
Arabica); Habitus: perdu. Daun: tunggal,
berhadapan atau berkarang dengan daun penumpu dalam ketiak atau antar tangkai.
Bunga: banci, aktinomorf, dalam rangkaian bersifat rasemos, berbilangan 4Ã
5, daun kelopak tersusun sebagai katub, mahkota berlekatan, benang sari melekat pada mahkota dengan taju
mahkota, bakal buah tenggelam, berung 1 Ã
banyak dengan tiap ruang terisi 1Ã
banyak bakal biji, tangkai putik 1. Buah: majemuk dengan bakal biji yang
memiliki endosperm.
17. Temulawak
(Curcuma xantorrihiza)

Klasifikasi :
Regnum : Plantae
Divicio : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Familia : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma
xantorrihiza
(Tjitrosoepomo,
2010: 445)
Deskripsi :
Temulawak (Curcuma xantorrihiza) ;Habitus: terna
parenial, dengan rimpang kadang-kadang berbentuk seperti umbi yng biasanya
mengandung minyak menguap hingga berbau aromatic. Daun: tunggal, mempunyai
sel-sel minyak menguap, tersusun dalam 2 baris, kadang-kadang jelas mempunyai
tiga bagian berupa helain, tangkai, dan upih, helaian daun lebar dengan ibu
tulang yang tebal dan tulang-tulang yang sejajar, tangkai daun pendek daun upih
terbuka. Bunga: banci, zigomorf,terpisah-isah tersusun dalam buga majemuk
tunggal atau berganda, kelopak dengan 3 daun kelopak dan 3 daun mahkota yang
berlekatan, benag sari 1 dengan 3-5 benag sari mandul. Buah: kendaga, biji
bulat atau berusuk, mempunyai salut biji, endosperm banyak. Bakal buah:
tenggelam, beruang 3, bakal biji banyak
18. Babadotan
(Ageratum conyzoides)

Klasifikasi :
Regnum : Plantae
Divicio : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Asterales
Familia : Asteraceae
Genus : Ageratum
Species : Ageratum
conyzoides
(Tjitrosoepomo,
2010:334)
Deskripsi :
Babadotan
(Ageratum conyzoides); Habitus: terna
Daun: tunggal, duduk daun berhadapan, tanpa daun penumpu, bulat telur, ujung runcing, pangkal
tumpul, tepi beringgit, pertulangan
menyirip, tangkai pendek, hijau. Bunga : Majemuk, di ketiak daun, bongkol
menyatu menjadi karangan, bentuk malai rata, panjang 6 – 8 mm, tangkai
berambut, kelopak berbulu, hijau, mahkota bentuk lonceng, putih atau ungu. Buah
: Padi, bulat panjang, bersegi lima, gundul atau berambut jarang, hitam. Biji :
Kecil, hitam. Akar: tunggang, putih kotor.
19. Bunga
Madu (Melastoma polyanthum)
![]() |

Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divicio : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Myrtales
Familia : Melastomataceae
Genus : Melastoma
Species : Melastomapolyanthum
(Tjitrosoepomo,
2010: 225)
Deskripsi :
Bunga
Madu (Melastoma polyanthum); Habitus
; terna. Daun ;tunggal, berhadapan atau berkarang, tulang daun melengkung,
tanpa daun penumpu. Bunga ;banci, aktinomorf, tampak menarik, kelopak 3-5, daun
mahkota 3-5. Benang sari 3-5 atau 6-10.1tangkai putik.Bakal buah; tenggelam, atau terletak bebas pada dasar kelopak. Buah;
kendaga.Biji ; kecil tanpa endosperm.
20.
Palem (Pinanga caesia )

Klasifikasi:
Klasifikasi:
Regnum :Plantae
Divicio :Tracheophyta
Class
:Monocotyledoneae
Orde :Arecales
Family
:Arecaceae
Genus :Pinanga
Species
:Pinanga
caesia
(Tjitrosoepomo,
2010:461)
Deskripsi:
Palem
(Pinanga caesia ) ; Habitus ; pohon. Daun: tunggal, bercangap, berbagi,
majemuk dengan susunan tulang menjari, tangkai daun kepangkal melebar menjadi
upih dan membalut batang. Bunga: kecil, banci, berumah 1 atau berumah 2,
tersusun dalam bunga majemuk berbentuk
seperti malai, hiasan bunga ganda, 3 daun kelopak yang terpisah, 3 daun
mahkota yang bebas, dalam bunga jantan tersusun seperti katup-katup, dalam bung
betina tersusun seperti genting benang sari biasanya 6 tersusun dalam 2
lingkaran bebas 1 dengan yang lain, kepala sari beruang 2. Buah: buni
atau buah batu dengan bakal buah yang menumpang, bkal buah yag berung 3 hanya
terdapat 1 bakal biji kadang dalam bakal buah beruang 3 terdapat 1 bakal biji
sempurna, biji dengan endosperm.
21. Ekor Kucing (Acalypha hispida Burm F.)

Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divicio :
Magnoliophyta
Classis :
Dicotyledoneae
Ordo :
Euphorbiales
Familia :
Euphorbiaceae
Genus :
Acalypha
Species : Acalypha
hispida Burm F.
(http:www.wikipedia.org)
Deskripsi:
Acalypha
hispida Burm F.;
perdu. Akar : dikotil. Batang : berkayu,
bulat, percabangan simpodial, permukaan kasar, berwarna coklat
kehijauan, dan bergetah. Daun : tunggal atau majemuk, berseling, bentuk bulat
telur atau lonjong, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, pertulangan
menyirip, daun berwarna hijau muda. Menurut Tjitrosoepomo (2007: 153-155), Acalypha
hispida Burm F. Memiliki bunga majemuk yang khas, bunga jantan dengan
benang sari yang sama jumlahnya dengan daun-daun hiasan bunga betina.
Berkelamin tunggal dalam satu pohon, bentuk bulat panjang menjuntai ke bawah
dan berwarna merah. Buahnya bulat, kecil, berambut, berwarna hijau. Biji
berbentuk bulat, kecil, berambut, berwarna hijau dan berwarna putih kotor.
C. Pembahasan
Daun
(Folium), merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting.
Pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai
sejumlah besar daun. Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat yang
hijau yang dinamakan klorofil. Oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan
tumbuh-tumbhan nampak hijau pula. Bagian tubuh tumbuhan ini mempunyai umur yang
terbatas, akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang. Pada waktu
akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan dan akhirnya menjadi
perang. Jadi daun yang telah tua, kemudian mati dan runtuh dari batang,
mempunyai warna yan berbeda dengan daun yang masih segar. Fungsi dari daun bagi
tumbuh-tumbuhan yaitu sebagai alat untuk pengambilan zat-zat makanan (resorbsi)
terutama yang berupa zat gas (CO2), sebagai pengolahan zat-zat
makanan (asimilasi), sebagai penguapan air (transpirasi), dan sebagai
pernapasan (respirasi).
Bagian-bagian daun terbagai atas dua
yaitu daun lengkap dan daun tidak lengkap. Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian
yaitu upih daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina).
Sedangkan daun yang tidak lengkap hanya terdiri dari tangkai dan helaian
daunnya saja.
Berdasarkan
hasil pengamatan daun yang kami temukan di lokasi praktikum lapangan, umumnya
merupakan daun yang tidak lengkap, dimana pada tiap-tiap spesies hanya terdiri
dari tangkai dan helaian daun saja. Adapula daun yang majemuk (Folium compositum) dan daun tunggal (Folium simplex), pada daun majemuk ada
yang daun majemuk menyirip (Pinnatus),
menyirip gasal (Imparipinnatus). Daun
majemuk tangkainya bercabang-cabang, dan baru pada cabang tangkai ini terdapat
helaian daunnya, sehingga pada satu tangkai daun terdapat lebih dari satu
helaian daun. Sedangkan pada daun tunggal hanya terdapat satu helaian daun
saja. Sedangkan daun yang menyirip gasal yaitu pada ujung ibu tangkai daun duduk satu helaian
daun. Daun majemuk menjari yaitu daun yang duduk pada ujung ibu tangkai daun
dan membentuk seperti jari. Daun majemuk beranak daun satu yaitu daun yang
tidak duduk langsung pada ibu tangkai.
Pengamatan
pada batang (Caulis),dukan batang
bagi tumbuh-tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan.
Umumnya, batang mempunyai sifat yaitu berbentuk panjang bulat seperti silinder
atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalau bersifat aktinomorf,
yaitu dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup.
Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan pada
buku-buku inilah terdapat daun. Bersifat fototrof atau heliotrof, selalu
bertambah panjang diujungnya, mengadakan percabangan, dan umumnya tidak
berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek. Fungsi batang yaitu
mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada diatas tanah, dengan percabangan
memperluas bidang asimilasi, jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari
bawah keatas, jlan pengangkutan hasil-hasil asmilasi dari atas kebawah, serta
menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan. Batang (Caulis) terbagi menjadi empat, namun
yang kami temukan hanya tiga jenis batang yhaitu batang bulat (Teres) , batang segitiga (Triangularis), dan batang segi empat (Quadrangularis). Pada batang bulat (Teres) ditemukan pada sebagian besar
spesies rumput-rumputan (Gramineae),
pada batang segitiga (Triangularis)
umumnya ditemukan pada rumput teki (Cyperus
rotundus), sedangkan pada batang
segi empat (Quadrangularis) umumnya
ditemukan pada spesies guluma.
Pengamatan
pada akar (Radix), merupakan bagian
pokok yang nomor tiga (disamping batang dan daun) bagi tumbuhan yang tubuhnya
telah merupakan kormus. Sifat akar yaitu
bagian tumbuhan yang biasanya terdapat didalam tanah, geotrop, dan
hidrotrop, tidak berbuku-buku, warna tidak hijau, tumbuh terus pada ujungnya,
dan bentuknya sering kali meruncing. Fungsi akar yaitu memperkuat berdirinya
tumbuhan, menyerap air dan zat-zat
makanan yang terlarut dalam air dari dalam tanah, mengangkut air dan zat-zat
makanan ke tempat-tempat pada tubuh tunbuhan yang memerlukan, dan kadang-kadang
sebagai tempat penimbunan makanan. Akar terbagi menjadi dua macam sistem
perakaran yaitu akar tunggang (Radix primaria), yaitu akar yang pada
perkembangan radikulanya tumbuh menjadi akar pokok yang bercabang-cabang
menjadi akar-akar yang lebih kecil. Umumnya akar tunggang terdapat pada
tumbuhan dikotil. Sedangkan pada akar serabut (Radix adventicia), yaitu pada perkembangan radikulanya akan mati
atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan
semuanya keluar dari pangkal batang. Umunya akar serabut terdapat pada tumbuhan
monokotil, biasanya pada rumput-rumputan (Gramineae).
Pengamatan
pada bunga (Flos) merupakan alat
perkembangbiakan. Spesies yang kami dapatkan yaitu Lantana camara termasuk bunga majemuk (Inflorescentia), karena pada suatu bunga dapat dibedakan dari
cabang yang mendukung sejumlah bunga di ketiak. Pada bunga lantana camara sumbu
yang mendukung bunga-bunga yang telah berkelompok tidak lagi berdaun, atau jika
ada daunnya daun-daun tadi telah mengalami metamorfosis dan tidak lagi berguna
sebagai alat untuk asimilasi. Lantana camara termasuk bunga sempurna karena
memiliki dua alat reproduksi.
Pada bunga Putri malu (Mimosa pudica) termasuk bunga sempurna, karena mempunyai dua alat
reproduksi dan merupakan bunga yang tidak lengkap karena tidak memiliki kelopak
dan mahkota bunga.
Berdasarkan
habitat dari masing-masing species, pada daerah yang kering ditemukan tumbuhan
seperti rumput-rumputan (gramineae). Sedangkan pada habitat atau tempat yang
lembab dan perbukitan yang dekat dengan sungai ditemukan tumbuhan seperti
paku-pakuan dan tumbuhan tingkat tinggi lainnya.
BAB
V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan dan deskripsi di atas maka kesimpulan pada laporan ini adalah
sebagai berikut:
1. Species
tumbuhan yang terdapat di Desa Tamasandi Kecamatan Uepai Kabupate Konawe
diantaranya meliputi Jambu biji (Psidium
guajava), Kopi (Coffea Arabica), Putri
malu (Mimosa pudica Duchass), Kembang
Telekan (Lantana camara), Temulawak (Curcuma xantorrihiza), Alang-alang ( Imperata cylindrica ), Pecut kuda (Stacthytarpheta jamaicensis ), Babadotan (Ageratum conyzoides),Bunga Madu(Melastoma polyanthum), Jambu Air
hutan (Eugenia sp.), Palem (Pinanga caesia ), Licuala spinosa,
Rumput Teki (Cyperus rotundus), Gamal ( GLiricidia
sepium),Jati (Tectona grandis).
2. Di lokasi praktikum ditemukan adanya batang yang bulat
dan persegi tiga, berakar tunggang dan serabut, pertulangan daun ada yang
menyirip, sejajar, melengkung.
B. Saran
Sebaiknya
literatur ini disandingkan dengan literatur lain, sehingga informasi yang
diperoleh dapat dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Daniel,
T.W., J.A. Helms, F.S. Baker. 1992. Prinsip-Prinsip
Silvinatural.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Davis LS.and Jhonson KN. 1987.Forest Management.Third Edition.New
York: McGraw-Hill Book Company
Irwanto. 2007.Budidaya Tanaman Kehutanan.Yogyakarta
: UGM Press
Odum,
E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi Edisi
Ketiga . Yogyakarta: Gajah mada UniversityPress.
Rahman,
M. 1992. Jenis dan Kerapatan Pohon
Dipterocarpacea di Bukit Gajabuih Padang.Padang : FMIPA Universitas Negeri
Padang.
Soerianegara, I. dan
Indrawan, A. 2002.Ekologi Hutan Indonesia.
Bogor: Laboratorium Ekologi Hutan, Fakultas Kehutanan IPB
Tjitrosoepomo,
gembong.1991.Dasar-dasar Taksonomi Tumbuhan.Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Tjitrosoepomo,
G. 2010. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta).
Yogyakarta: UniversitasGadjah Mada
Ustman,
Rustam. 1999. Taksonomi Tumbuhan. Padang:
Jurusan Biologi Universitas Andalas
Wikipedia. 2013. Kabupaten.Konawe.http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Konawe
LAMPIRAN-LAMPIRAN















































No comments:
Post a Comment